v MASA PERALIHAN ( 1966 - 1968 )
Peralihan kepemimpinan akibat pemberontakan PKI.
Ekonomi kacau :
* Ketidak-mampuan memenuhi kewajiban utang LN ( >US $ 2milyar )
* Penerimaan ekspor hanya setengah dari pengeluaran impor
* Ketidak-berdayaan mengendalikan anggaran belanja dan memungut pajak
* Laju inflasi tinggi (30-50% perbulan)
* Sarana dan prasarana ekonomi yang buruk
Prioritas kebijakan ekonomi:
1. Memerangi inflasi
2. Mencukupkan stok pangan (beras)
3. Merehabilitasi prasarana perekonomian
4. Meningkatkan ekspor
5. Menediakan /menciptakan lapangan kerja
6. Mengundang kembali investasi asing
Dalam jangka pendek, program ekonomi ORde Baru :
1. Tahap penyelamatan (juli-desember 1966)
2. Tahap rehabilitasi (januari-juni 1967)
3. Tahap konsolidasi (juli-desember 1967)
4. Tahap stabilisasi (januari-juni 1968)
Kebijakan yang ditempuh: anggaran berimbang, terbentuknya IGGI, kembali jadi anggota IMF,UU PMA, PMDN, Perbankan,Bank sentral, bank asing. Dalam jangka panjang berupa Repelita yang dimulai 1 April 1969.
v Repelita II (1 April 1969 – 31 Maret 1974)
Trilogy pembangunan diubah urutannya menjadi :
1) Pertumbuhan ekonomi
2) Pemerataan
3) Stabilitas Nasional. Produk yang diekspor adalah WIP.
Kebijakan ekonomi yang terkenal adalah adanya KNOP 15 tanggal 15 November 1978, isinya :
1) Masyarakat harus mencintai produk dalam negeri
2) Mendorong ekspor
3) Memberikan tariff spesifik bagi barang impor
v Repelita II, dalam Keluarga Berencana (tahun 1971-1974)
· Dalam Repelita II ini mulai diperkenalkan tujuan demografi Program KB Nasional yaitu menurunkan tingkat fertilitas sebesar 50% pada tahun 1990 dibandingkan keadaan tahun 1971 (konsekwensi system target dalam perencanaan yang semakin tajam).
· Keluarga Berencana masuk desa dirintis oleh BKKBN pada tahun 1974 dan dipersiapkan dengan diselenggarakannya seminar-seminar PPKBD oleh Deputi Ketua BKKBN Bidang Penelitian dan Pengembangan,
v Repelita II (tahun 1974-1979)
Target pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 7,5% per tahun. Prioritas utamanya adalah sektor pertanian yang merupakan dasar untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan merupakan dasar tumbuhnya industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku.