Selasa, 05 November 2013

Etika Bisnis

Bisnis
Bisnis adalah kegiatan untuk membeli, memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tujuan utama berbisnis adalah melayani kebutuhan masyarakat secara teratur dan terus menerus, sehingga terjadi keseimbangan dan keselarasan manfaat antara produsen dan konsumen. Bisnis yang baik selalu memiliki isi yang luhur, yaitu meningkatkan standard hidup masyarakat dan membuat hidup manusia menjadi lebih manusiawi, melalui pemenuhan kebutuhan dengan baik.

Karakteristik Bisnis
·         UNITARIAN : Nilai moral yang bersifat universal termasuk dalam dunia bisnis
·         SEPARATIS : Bisnis memiliki prinsip maksimalisasi keuntungan, sebab keuntungan adalah biaya dari resiko modal, waktu, tenaga dan pikiran. Masyarakat memiliki cara non moral untuk mempengaruhi dunia bisnis yauitu hukum dan pasar.
·         INTEGRASI : Selain memaksimalkan keuntungan bisnis juga merupakan bagian dari masyarakat dan diawasi oleh masyarakat.

Karakteristik Pebisnis
                        Memiliki pengetahuan, keahlian dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan, pelatihan dan pengalaman, serta didalamnya terdapat kaidah dan standard moral (kode etik), memiliki lisensi/sertifikat/izin khusus, dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.


Etika Bisnis
Menurut para ahli, Etika Bisnis merupakan Menurut beberapa ahli, pengertian etika atau disebut etik adalah sebagai berikut :
·         Velasques (2002) : Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis
·         Steade et al (1984:701) : Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.
·         Hill dan Jones (1998) : Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks.
·         Sim (2003) : Etika adalah istilah filosofis yang berasal dari "etos," kata Yunani yang berarti karakter atau kustom. Definisi erat dengan kepemimpinan yang efektif dalam organisasi, dalam hal ini berkonotasi kode organisasi menyampaikan integritas moral dan nilai-nilai yang konsisten dalam pelayanan kepada masyarakat.

Berbisnis dengan etika bisnis adalah menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis. Etika bisnis menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban, prinsip-prinsip dan aturan-aturan. Jika aturan secara umum mengenai etika mengatakan bahwa berlaku tidak jujur adalah tidak bermoral dan beretika, maka setiap insan bisnis yang tidak berlaku jujur dengan pegawainya, pelanggan, kreditur, pemegang usaha  maupun  pesaing  dan  masyarakat,  maka  ia  dikatakan tidak  etis  dan  tidak  bermoral.  Intinya  adalah  bagaimana  kita  mengontrol  diri  kita  sendiri untuk dapat menjalani bisnis dengan baik dengan cara peka dan toleransi.

Ciri Bisnis yang Beretika yaitu :
1.      Ketaatan pada Hukum dan Aturan
Pelaku usaha dikatakan menyimpang dari aturan dan hukum bila tidak mengindahkan ketentuan-ketentuan dalam undand-undang

2.      Akuntabilitas
Pelaku dikatakan tidak menerapkan prinsip akuntabilitas bila pelaku usaha tidak menerapkan prinsip-prinsip usaha yang sehat dan bertanggungjawab, yang meliputi tahapan perencanaan, perancangan, produksi, pemasaran, penjualan, dan pelayanan purna jual.,

3.      Responsibilitas
Responsibilitas adalah suatu sikap bertanggungjawab atas suatu kerugian yang dikeluhkan konsumen, atau yang didesakkan oleh masyarakat tentang suatu penyimpangan.

4.      Transparansi
Pelaku  usaha  disebut  transparan  apabila  mereka  memberikan  informasi  secara
proporsional dan efektif

5.      Kejujuran
Kejujuran adalah suatu nilai dimana pelaku usaha mengatakan sesuatu dengan sebenar-benarnya, tanpa ada yang dipalsukan atau disembunyikan

6.      Independensi
Independen artinya mandiri, tidak dipengaruhi oleh pihak lain.

7.      Empati
Bisnis yang berempati artinya bisnis yang bisa memperlakukan pihak lain sebagaimana dirinya mau diperlakukan. Ini selaras dengan ajaran ‟the golden rule”.

Lingkungan Bisnis
1.      Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah sumber daya manusia dan fisik yang mempengaruhi kinerja bisnis secara langsung, diantaranya :
a.    Karyawan (tenaga kerja/sumber daya manusia)
b.    Manajemen (keahlian pengelola)
c.    Pemegang Saham (stakeholders)
d.   Modal dan peralatan fisik (dana, mesin, gedung)
e.    Informasi

2.      Lingkunga Eksternal
Lingkunga eksternal adalah institusi atau kekuatan luar yang potensial mempengaruhi kinerja organisasi, diantaranya :
a.    Lingkungan Khusus : bagian dari lingkungan yang secara langsung relevan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Meliputi orang-orang yang mempunyai kepentingan dalam organisasi, konsumen, pemasok, pesaing dan kreditur.
b.    Lingkungan Umum : lingkungan yang mungkin dapat mempengaruhi organisasi yang tidak memiliki dampak seperti lingkungan khusus, namun demikian pihak manajer harus tetap memperhatikannya pada saat merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengendalikan aktivitas organisasi bisnis. Meliputi beberapa faktor, antara lain kondisi ekonomi, politik dan hukum, sosial budaya, demografi, teknologi dan kondisi global.

Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika
            Tujuan dari sebuah bisnis adalah untuk memperoleh keuntungan. Karyawan merupakan pihak yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan baik dari sisi kinerja maupun perilaku.  Maka, lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku etika karyawan diantaranya adalah :
a.       Budaya Organisasi
Segala sesuatu yang terjadi atau didapatkan di dalam organisasi dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Tindakan positive dari pihak manajemen seperti pemberdayaan yang diberikan kepada karyawan dapat membantu karyawan menjadi lebih senang, dan bekerja lebih produktif. Sebaliknya, tindakan negative yang diberikan dapat membuat karyawan merasa tidak puas, sering absen atau bahkan melakukan tindakan yang arogan seperti pencurian dan vandalisme.

b.      Ekonomi Lokal
Keadaan ekonomi perusahaan mempengaruhi kinerja karyawan, seperti saat keadaan ekonomi perusahaan meningkat karyawan mendapatkan kenaikan gaji atau sebagainya. Disisi lain, saat perusahaan mengalami penurunan membuat karyawan karyawan khawatir akan PHK sehingga pekerjaan terganggu atau bahkan timbul penyimpangan.

c.       Reputasi Perusahaan dalam Komunitas
Persepsi karyawan tentang bagaimana perusahaan mereka dilihat oleh masyarakat lokal dapat mempengaruhi perilaku. Jika seorang karyawan menyadari bahwa perusahaannya dianggap curang atau murah, tindakannya mungkin juga seperti itu. Namun, jika perusahaan dipandang sebagai pilar masyarakat dengan banyak goodwill, karyawan lebih cenderung untuk menunjukkan perilaku serupa karena pelanggan dan pemasok berharap bahwa itu semua dari mereka.


Kepedulian Pelaku Bisnis Terhadap Etika

            Bisnis dikatakan sebagai A Moral atau tidak ada hubungannya dengan moral. Saat ini sebagian besar masyarakat telah mengalami krisis moral. Hal ini dapat dilihat dari kasus-kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang semakin meluas. Para pelaku bisnis tidak lagi dapat membedakan antara batas wilayah etika dan moral dengan wilayah hukum. Segala macam cara dihalalkan demi kesuksesan bisnis yang dibangun. Kurangnya keadilan hukum yang mengatur dan mengadili.


Perkembangan dalam Etika Bisnis

1.      Situasi Dahulu
Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.

2.      Masa Peralihan : tahun 1960-an
Ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.

3.      Etika Bisnis Lahir di AS : tahun 1970-an
Sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS.

4.      Etika Bisnis Meluas ke Eropa : tahun 1980-an
Di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network (EBEN).

5.      Etika Bisnis menjadi Fenomena Global : tahun 1990-an
Tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.

Dasar Hukum
1.        ISO 2006: Guidance Standard on Social Responsibility;
2.        Undang-Undang Dasar 1945;
3.        Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;
4.        Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
5.        UU RI No. 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara;
6.        Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
7.        Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal;













REFERENSI :
Sony Keraf. Etika Bisnis : Tuntunan dan Relevansinya, Kanisius, 1998.
Velasquez, Manuel G, Business Ethics : Concept and Cases, Prentice Hall, 2002., (V)

Sabtu, 12 Oktober 2013

Etika, Profesi dan Etika Profesi


ETIKA

Pengertian Etika

·  Etika berasal dari bahasa Yunani, “ethos” yang artinya cara berfikir, kebiasaan, adat, perasaan, sikap,karakter, watak kesusilaan atau adat.
·  Menurut Kamus Bahasa Indonesia, ada tiga arti yang dapat digunakan untuk kata Etika, antara lain :
Etika sebagai sistem nilai atau sebagai norma-norma yang menjadi pedoman bagi seseorang dan kelompok dalam bersikap dan bertindak. Norma-norma sosial tersebut dikelompokkan dalam hal yaitu norma kesopanan atau etiket, norma hukum, dan norma moral atau etika itu sendiri.
-    Etika sebagai kumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau moral.
Etika sebagai ilmu tentang yang baik dan yang buruk untuk diterima dalam suatu masyarakat.
·      Menurut beberapa ahli, pengertian etika atau disebut etik adalah sebagai berikut :
-   Drs. O.P. Simorangkir : Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
-  Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
-   Drs. H. Burhanudin Salam : Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
-    Rosita Noer : Etika adalah ajaran (normatif) dan pengetahuan (positif) tentang yang baik dan yang buruk, menjadi tuntuan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik.
·    Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai “The discpline which can act as the performance index or reference for our control system”.
·    Menurut William C. Frederick (1998:52), etika didefinisikan sebagai “A set of rules that define right and wrong conducts” atau Seperangkat aturan/undang-undang yang menentukan pada perilaku benar dan salah.
·      Etika akan memberikan semacam batasan atau standar yang mengatur pergaulan manusia di dalam kelompok sosial.
·     Etika adalah refleksi dari apa yang disebut “self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan sosial (profesi).
·      Etika menekankan pada mengapa melakukan sesuatu harus dengan cara tersebut.

Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelaskan tentang pembahasan Etika, sebagai berikut :
·   Terminius TechicusPengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.
·     Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terkait dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.

Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok perhatiannya, antara lain :

  1. Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan sifat dari hak (The principles of morality, including the science of good and the nature of the right).
  2. Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama dari kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a particural class of human actions).
  3. Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual. (The science of human character in it’s ideal state and moral principles as of an individual).
  4. Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty).

Etika dan Estetika
      Etika disebut juga filsafat moral yaitu cabang filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Estetika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak, yang dimana tindakan tersebut ditentukan oleh bermacam-macam norma.

Etika dan Etiket
      Etika berarti moral, sedangkan etiket berarti sopan santun. Keduanya menyangkut perilaku manusia dan keduanya mengatur perilaku manusia secara normatif. Perbedaannya adalah :

  1. Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan dan memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia dan menunjukkan cara yang  diharapkan serta ditentukan di sebuah kalangan tertentu.
  2. Etika selalu berlaku walaupun tidak orang lain. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan.
  3. Etika jauh lebih absolut. Etiket bersifat relatif.
  4. Etika memandang manusia dari segi dalam. Etiket hanya memandang manusia dari segi lahirnya saja.

Etika dan Moralitas
            Moralitas adalah sopan santun atau segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket. Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan filsafat yang mereflesikan ajaran moral. Apemikiran filsafat mempunyai lima ciri khas yaitu rasional, kritis, mendasar, sistematik, dan normatif.

Etika dan Agama
            Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi, agama memerlukan keterampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan hanya sekedar indoktrinasi.

Macam-macam Etika yang Harus Diketahui :
1.    Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional terhadap sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup sebagai sesuatu yang bernilai.
2.   Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup sebagai sesuatu yang bernilai.

Etika dibedakan menjadi :
1.   Etika Umum, yakni etika mengenai kondisi-kondisi dasar begaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan, serta mengenai teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang digunakan sebagai pegangan dalam mengambil dan menilai baik atau tidaknya suatu tindakan.
2.    Etika Khusus, yakni merupakan penerapan dari prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Seperti, “Bagaimana mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan atau kegiatan khusus yang dilakukan berdasarkan cara, teori dan prinsip-prinsip moral”.
Etika khusus dibagi menjadi dua, yaitu :
-  Etika Individual : Etika yang menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
 -  Etika Sosial : Etika mengenai kewajiban, sikap dan perilaku manusia terhadap orang lain atau manusia sebagai makhluk sosial. Contoh :
·      Etika Sesama
·      Etika Keluarga
·      Etika Profesi, seperti : Bio Medis, Pengetahuan, Hukum, Akuntansi
·      Etika Politik
·      Etika Masyarakat
·      Etika Idiologi
Etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya, dikarenakan manusia terhadap dirinya dan terhadap orang lain adalah sesuatu yang saling berkaitan. Bidang etika khusus yang merupakan produk dari etika sosial disebut dengan ETIKA PROFESI.

Sistem Penilaian Etika :

  1. Penilaian etika sebagai ilmu yaitu pada perbuatan baik atau jahat, susila atau tidak susila.
  2. Akhlak atau budi pekerti merupakan sesuatu yang menjadi sifat utuh atau mendarah daging pada perbuatan manusia.
Tujuan Etika :
Untuk mendapatkan konsep mengenai penilaian baik atau buruknya manusia sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

Faktor-Faktor Tindakan yang Melanggar Etika :
1.  Kebutuhan Individu, merupakan faktor utama penyebab terjadinya tindakan tidak etis karena tidak tercukupinya kebutuhan pribadi dalam kehidupan.
2.   Tidak ada pedoman, yaitu tidak memiliki penuntun hidup sehingga tidak tahu bagaimana melakukan sesuatu.
3. Perilaku dan kebiasaan individu, merupakan perilaku kebiasaan individu tanpa memperhatikan faktor lingkungan dimana individu tersebut berada.

Peranan Etika dalam Profesi
     Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling  kecil yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama.
       Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi pusat perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.



PROFESI


Pengertian

  • Profesi adalah pekerjaan tetap sebagai pelaksanaan fungsi kemasyarakatan berupa karya pelayanan yang pelaksanaannya dijalankan secara mandiri dengan komitmen dan keahlian dalam bidang tertentu yang pengembangannya dihayati sebagai penggilan hidup dan terikat pada etika umum dan etika khusus (etika profesi) yang bersumber pada semangat pengabdian terhadap sesama demi kepentingan umum, serta berakar dalam penghormatan terhadap martabat manusia (respect for human dignity).
  • Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
  • Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan adalah profesi.
  • Profesi adalah suatu bentuk pekerjaan yang mengharuskan pelakunya memiliki pengetahuan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan formal dan keterampilan tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja dan terus memperbaruhi keterampilannya sesuai dengan perkembangan teknologi.
  • Menurut Gilley dan Eggland (1980), mendefinisikan profesi sebagai bidang usaha manusia berdasarkan pengetahuan, dimana keahlian dan pengalaman pelakunya diperlukan oleh masyarakat.
Jenis Profesi

  1.  Profesi Khusus : Para penyandang profesi yang melaksanakan profesi secara khusus untuk mendapatkan penghasilan tertentu sebagai tujuan pokok. Misalnya, profesi di bidang ekonomi, politik, hukum, kedokteran, teknik, dll.
  2.  Profesi Luhur : Para penyandang profesi yang melaksanakan profesinya tidak lagi untuk mendapatkan penghasilan sebagai tujuan utama. Misalnya, bidang keagamaan, pendidikan, sosial, budaya dan seni.
Sifat atau Ciri-ciri Pelaku Profesi

  1. Menguasai ilmu secara mendalam dalam bidangny. Sebuah profesi akan mengandalkan suatu pengetahuan khusus yang dimiliki agar dapat menjalankan tugas dengan baik.
  2. Mampu mengkonversi ilmu menjadi keterampilan. Sebuah profesi dapat melakukan praktek-praktek atau kegiatan khusus sesuai tugas dan pekerjaan dengan baik dan tidak sekedar tahu banyak tentang teori tetapi mampu mengaplikasikannya dalam kegiatan yang dilakukan.
  3. Selalu menjunjung etika dan integritas profesi. Setiap profesi terdapat suatu aturan yang disebut dengan kode etik profesi.
  4. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi.
  5. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi.
  6.  Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
Syarat-syarat Suatu Profesi :

-            Melibatkan kegiatan intelektual.
-            Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang khusus.
-            Memerlukan persiapan profesional yang alam dan bukan sekedar latihan.
-            Memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan.
-            Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang permanen.
-            Mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
-            Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
-            Menentukan baku standarnya sendiri, dalam hal ini adalah kode etik.

Suatu Profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik dan proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.

PROFESIONAL

  • Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi.
  • Profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu luang.
  • Profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang berada diatas rata-rata.
  • Profesional adalah suatu “Moral Community” (Masyarakat Moral) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama.
  • Profesional merupakan sifat bangga akan pekerjaannya.
  • Seorang yang profesional adalah seseorang yang menjalankan profesinya secara benar dan melakukannya menurut etika dan sikap-sikap profesional.
Sikap-sikap Profesional :

  • Berkomitmen tinggi
  • Bertanggungjawab
  • Berfikir sistematis tentang apa yang dilakukan dan belajar dari pengalaman.
  • Menguasai materi secara mendalam mengenai pekerjaan yang sedang dilakukannya.
Profesionalisasi atau proses profesional adalah proses evolusi yang menggunakan pendekatan organisasi dan sistematis untuk mengembangkan profesi ke arah status profesional. Untuk mengukur profesionalisme diperlukan standar profesional, terdapat 4 pendekatan yaitu :


1    .      Pendekatan berorientasi filosofis
2    .      Pendekatan perkembangan bertahap
3    .      Pendekatan berorientasi karakteristik
      .      Pendekatan berorientasi non-tradisional


ETIKA PROFESI


Pengertian

  • Etika profesi adalah kesanggupan untuk berupaya memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dengan kesungguhan, kecermatan dan keseksamaan mengupayakan pengerahan keahlian dan kemahiran dalam rangka pelaksanaan kewajiban kepada masyarakat yang membutuhkan.
  • Etika Profesi merupakan bidang etika khusus atau terapan yang merupakan produk dari etika sosial.
  • Etika Profesi adalah sikap mampu memiliki kepribadian yang tangguh yang bercirikan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kreatif, mandiri serta memiliki wawasan kependidikan, psikologi, budaya dan lingkungan.
  • Etika Profesi mampu mengembangkan dan mempraktikan kerjasama dalam bidangnya dengan pihak terkait.
  • Etika Profesi adalah keterampilan seseorang dalam suatu pekerjaan utama yang diperoleh melalui jalur pendidikan atau pengalaman dan dilaksanakan secara kontinu, serius, serta merupakan sumber utama untuk mencari nafkah.

Prinsip-prinsip Etika Profesi

1    .   Tanggung jawab
    - Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
    - Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
2    .    Keadilan.
    Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
3    .   Otonomi.
    Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan diberi kebebasan dalam           menjalankan profesinya.

Tujuan Memahami Etika Profesi
1.      Ethical Sensibility (Kemampuan untuk kesadaran etis)
2.      Ethical Reasoning (Kemampuan untuk berfikir secara etis)
3.      Ethical Conduct (Kemampuan untuk berperilaku secara etis)
4.      Ethical Leadership (Kemampuan untuk kepemimpinan yang etis)








REFERENSI