Selasa, 05 November 2013

Etika Bisnis

Bisnis
Bisnis adalah kegiatan untuk membeli, memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tujuan utama berbisnis adalah melayani kebutuhan masyarakat secara teratur dan terus menerus, sehingga terjadi keseimbangan dan keselarasan manfaat antara produsen dan konsumen. Bisnis yang baik selalu memiliki isi yang luhur, yaitu meningkatkan standard hidup masyarakat dan membuat hidup manusia menjadi lebih manusiawi, melalui pemenuhan kebutuhan dengan baik.

Karakteristik Bisnis
·         UNITARIAN : Nilai moral yang bersifat universal termasuk dalam dunia bisnis
·         SEPARATIS : Bisnis memiliki prinsip maksimalisasi keuntungan, sebab keuntungan adalah biaya dari resiko modal, waktu, tenaga dan pikiran. Masyarakat memiliki cara non moral untuk mempengaruhi dunia bisnis yauitu hukum dan pasar.
·         INTEGRASI : Selain memaksimalkan keuntungan bisnis juga merupakan bagian dari masyarakat dan diawasi oleh masyarakat.

Karakteristik Pebisnis
                        Memiliki pengetahuan, keahlian dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan, pelatihan dan pengalaman, serta didalamnya terdapat kaidah dan standard moral (kode etik), memiliki lisensi/sertifikat/izin khusus, dan memberikan pelayanan kepada masyarakat.


Etika Bisnis
Menurut para ahli, Etika Bisnis merupakan Menurut beberapa ahli, pengertian etika atau disebut etik adalah sebagai berikut :
·         Velasques (2002) : Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis
·         Steade et al (1984:701) : Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.
·         Hill dan Jones (1998) : Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks.
·         Sim (2003) : Etika adalah istilah filosofis yang berasal dari "etos," kata Yunani yang berarti karakter atau kustom. Definisi erat dengan kepemimpinan yang efektif dalam organisasi, dalam hal ini berkonotasi kode organisasi menyampaikan integritas moral dan nilai-nilai yang konsisten dalam pelayanan kepada masyarakat.

Berbisnis dengan etika bisnis adalah menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis. Etika bisnis menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban, prinsip-prinsip dan aturan-aturan. Jika aturan secara umum mengenai etika mengatakan bahwa berlaku tidak jujur adalah tidak bermoral dan beretika, maka setiap insan bisnis yang tidak berlaku jujur dengan pegawainya, pelanggan, kreditur, pemegang usaha  maupun  pesaing  dan  masyarakat,  maka  ia  dikatakan tidak  etis  dan  tidak  bermoral.  Intinya  adalah  bagaimana  kita  mengontrol  diri  kita  sendiri untuk dapat menjalani bisnis dengan baik dengan cara peka dan toleransi.

Ciri Bisnis yang Beretika yaitu :
1.      Ketaatan pada Hukum dan Aturan
Pelaku usaha dikatakan menyimpang dari aturan dan hukum bila tidak mengindahkan ketentuan-ketentuan dalam undand-undang

2.      Akuntabilitas
Pelaku dikatakan tidak menerapkan prinsip akuntabilitas bila pelaku usaha tidak menerapkan prinsip-prinsip usaha yang sehat dan bertanggungjawab, yang meliputi tahapan perencanaan, perancangan, produksi, pemasaran, penjualan, dan pelayanan purna jual.,

3.      Responsibilitas
Responsibilitas adalah suatu sikap bertanggungjawab atas suatu kerugian yang dikeluhkan konsumen, atau yang didesakkan oleh masyarakat tentang suatu penyimpangan.

4.      Transparansi
Pelaku  usaha  disebut  transparan  apabila  mereka  memberikan  informasi  secara
proporsional dan efektif

5.      Kejujuran
Kejujuran adalah suatu nilai dimana pelaku usaha mengatakan sesuatu dengan sebenar-benarnya, tanpa ada yang dipalsukan atau disembunyikan

6.      Independensi
Independen artinya mandiri, tidak dipengaruhi oleh pihak lain.

7.      Empati
Bisnis yang berempati artinya bisnis yang bisa memperlakukan pihak lain sebagaimana dirinya mau diperlakukan. Ini selaras dengan ajaran ‟the golden rule”.

Lingkungan Bisnis
1.      Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah sumber daya manusia dan fisik yang mempengaruhi kinerja bisnis secara langsung, diantaranya :
a.    Karyawan (tenaga kerja/sumber daya manusia)
b.    Manajemen (keahlian pengelola)
c.    Pemegang Saham (stakeholders)
d.   Modal dan peralatan fisik (dana, mesin, gedung)
e.    Informasi

2.      Lingkunga Eksternal
Lingkunga eksternal adalah institusi atau kekuatan luar yang potensial mempengaruhi kinerja organisasi, diantaranya :
a.    Lingkungan Khusus : bagian dari lingkungan yang secara langsung relevan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Meliputi orang-orang yang mempunyai kepentingan dalam organisasi, konsumen, pemasok, pesaing dan kreditur.
b.    Lingkungan Umum : lingkungan yang mungkin dapat mempengaruhi organisasi yang tidak memiliki dampak seperti lingkungan khusus, namun demikian pihak manajer harus tetap memperhatikannya pada saat merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengendalikan aktivitas organisasi bisnis. Meliputi beberapa faktor, antara lain kondisi ekonomi, politik dan hukum, sosial budaya, demografi, teknologi dan kondisi global.

Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika
            Tujuan dari sebuah bisnis adalah untuk memperoleh keuntungan. Karyawan merupakan pihak yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan baik dari sisi kinerja maupun perilaku.  Maka, lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku etika karyawan diantaranya adalah :
a.       Budaya Organisasi
Segala sesuatu yang terjadi atau didapatkan di dalam organisasi dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Tindakan positive dari pihak manajemen seperti pemberdayaan yang diberikan kepada karyawan dapat membantu karyawan menjadi lebih senang, dan bekerja lebih produktif. Sebaliknya, tindakan negative yang diberikan dapat membuat karyawan merasa tidak puas, sering absen atau bahkan melakukan tindakan yang arogan seperti pencurian dan vandalisme.

b.      Ekonomi Lokal
Keadaan ekonomi perusahaan mempengaruhi kinerja karyawan, seperti saat keadaan ekonomi perusahaan meningkat karyawan mendapatkan kenaikan gaji atau sebagainya. Disisi lain, saat perusahaan mengalami penurunan membuat karyawan karyawan khawatir akan PHK sehingga pekerjaan terganggu atau bahkan timbul penyimpangan.

c.       Reputasi Perusahaan dalam Komunitas
Persepsi karyawan tentang bagaimana perusahaan mereka dilihat oleh masyarakat lokal dapat mempengaruhi perilaku. Jika seorang karyawan menyadari bahwa perusahaannya dianggap curang atau murah, tindakannya mungkin juga seperti itu. Namun, jika perusahaan dipandang sebagai pilar masyarakat dengan banyak goodwill, karyawan lebih cenderung untuk menunjukkan perilaku serupa karena pelanggan dan pemasok berharap bahwa itu semua dari mereka.


Kepedulian Pelaku Bisnis Terhadap Etika

            Bisnis dikatakan sebagai A Moral atau tidak ada hubungannya dengan moral. Saat ini sebagian besar masyarakat telah mengalami krisis moral. Hal ini dapat dilihat dari kasus-kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang semakin meluas. Para pelaku bisnis tidak lagi dapat membedakan antara batas wilayah etika dan moral dengan wilayah hukum. Segala macam cara dihalalkan demi kesuksesan bisnis yang dibangun. Kurangnya keadilan hukum yang mengatur dan mengadili.


Perkembangan dalam Etika Bisnis

1.      Situasi Dahulu
Pada awal sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.

2.      Masa Peralihan : tahun 1960-an
Ditandai pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment (kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate social responsibility.

3.      Etika Bisnis Lahir di AS : tahun 1970-an
Sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang sedang meliputi dunia bisnis di AS.

4.      Etika Bisnis Meluas ke Eropa : tahun 1980-an
Di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian. Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis yang disebut European Business Ethics Network (EBEN).

5.      Etika Bisnis menjadi Fenomena Global : tahun 1990-an
Tidak terbatas lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics (ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.

Dasar Hukum
1.        ISO 2006: Guidance Standard on Social Responsibility;
2.        Undang-Undang Dasar 1945;
3.        Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;
4.        Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
5.        UU RI No. 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara;
6.        Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
7.        Undang-Undang No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal;













REFERENSI :
Sony Keraf. Etika Bisnis : Tuntunan dan Relevansinya, Kanisius, 1998.
Velasquez, Manuel G, Business Ethics : Concept and Cases, Prentice Hall, 2002., (V)