Bisnis
Bisnis adalah kegiatan untuk membeli,
memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tujuan
utama berbisnis adalah melayani kebutuhan masyarakat secara teratur dan terus
menerus, sehingga terjadi keseimbangan dan keselarasan manfaat antara produsen
dan konsumen. Bisnis yang baik selalu memiliki isi yang luhur, yaitu meningkatkan
standard hidup masyarakat dan membuat hidup manusia menjadi lebih manusiawi,
melalui pemenuhan kebutuhan dengan baik.
Karakteristik Bisnis
·
UNITARIAN : Nilai moral yang
bersifat universal termasuk dalam dunia bisnis
·
SEPARATIS : Bisnis memiliki
prinsip maksimalisasi keuntungan, sebab keuntungan adalah biaya dari resiko
modal, waktu, tenaga dan pikiran. Masyarakat memiliki cara non moral untuk
mempengaruhi dunia bisnis yauitu hukum dan pasar.
·
INTEGRASI : Selain memaksimalkan
keuntungan bisnis juga merupakan bagian dari masyarakat dan diawasi oleh
masyarakat.
Karakteristik Pebisnis
Memiliki pengetahuan,
keahlian dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan, pelatihan dan
pengalaman, serta didalamnya terdapat kaidah dan standard moral (kode etik),
memiliki lisensi/sertifikat/izin khusus, dan memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
Etika Bisnis
Menurut para ahli, Etika Bisnis
merupakan Menurut beberapa ahli, pengertian etika atau disebut etik adalah
sebagai berikut :
·
Velasques (2002) : Etika bisnis
merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini
berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan,
institusi, dan perilaku bisnis
·
Steade et al
(1984:701) : Etika bisnis adalah standar etika yang
berkaitan dengan tujuan dan cara membuat keputusan bisnis.
·
Hill
dan Jones (1998) : Etika bisnis merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara
salah dan benar guna memberikan pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan
ketika mempertimbangkan untuk mengambil keputusan strategis yang terkait dengan
masalah moral yang kompleks.
·
Sim
(2003) : Etika adalah istilah filosofis yang berasal dari "etos,"
kata Yunani yang berarti karakter atau kustom. Definisi erat dengan
kepemimpinan yang efektif dalam organisasi, dalam hal ini berkonotasi kode
organisasi menyampaikan integritas moral dan nilai-nilai yang konsisten dalam
pelayanan kepada masyarakat.
Berbisnis dengan etika bisnis
adalah menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis. Etika
bisnis menyangkut moral, kontak sosial, hak-hak dan kewajiban, prinsip-prinsip
dan aturan-aturan. Jika aturan secara umum mengenai etika mengatakan bahwa
berlaku tidak jujur adalah tidak bermoral dan beretika, maka setiap insan
bisnis yang tidak berlaku jujur dengan pegawainya, pelanggan, kreditur,
pemegang usaha maupun pesaing
dan masyarakat, maka
ia dikatakan tidak etis
dan tidak bermoral.
Intinya adalah bagaimana
kita mengontrol diri
kita sendiri untuk dapat
menjalani bisnis dengan baik dengan cara peka dan toleransi.
Ciri Bisnis yang Beretika
yaitu :
1.
Ketaatan pada Hukum dan Aturan
Pelaku usaha
dikatakan menyimpang dari aturan dan hukum bila tidak mengindahkan ketentuan-ketentuan
dalam undand-undang
2.
Akuntabilitas
Pelaku dikatakan
tidak menerapkan prinsip akuntabilitas bila pelaku usaha tidak menerapkan
prinsip-prinsip usaha yang sehat dan bertanggungjawab, yang meliputi tahapan
perencanaan, perancangan, produksi, pemasaran, penjualan, dan pelayanan purna
jual.,
3.
Responsibilitas
Responsibilitas
adalah suatu sikap bertanggungjawab atas suatu kerugian yang dikeluhkan konsumen,
atau yang didesakkan oleh masyarakat tentang suatu penyimpangan.
4.
Transparansi
Pelaku usaha
disebut transparan apabila
mereka memberikan informasi
secara
proporsional dan
efektif
5.
Kejujuran
Kejujuran adalah
suatu nilai dimana pelaku usaha mengatakan sesuatu dengan sebenar-benarnya,
tanpa ada yang dipalsukan atau disembunyikan
6.
Independensi
Independen
artinya mandiri, tidak dipengaruhi oleh pihak lain.
7.
Empati
Bisnis yang
berempati artinya bisnis yang bisa memperlakukan pihak lain sebagaimana dirinya
mau diperlakukan. Ini selaras dengan ajaran ‟the golden rule”.
Lingkungan Bisnis
1.
Lingkungan Internal
Lingkungan
internal adalah sumber daya manusia dan fisik yang mempengaruhi kinerja bisnis
secara langsung, diantaranya :
a.
Karyawan (tenaga kerja/sumber
daya manusia)
b.
Manajemen (keahlian pengelola)
c.
Pemegang Saham (stakeholders)
d.
Modal dan peralatan fisik (dana,
mesin, gedung)
e.
Informasi
2.
Lingkunga Eksternal
Lingkunga
eksternal adalah institusi atau kekuatan luar yang potensial mempengaruhi
kinerja organisasi, diantaranya :
a.
Lingkungan Khusus : bagian dari
lingkungan yang secara langsung relevan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Meliputi
orang-orang yang mempunyai kepentingan dalam organisasi, konsumen, pemasok,
pesaing dan kreditur.
b.
Lingkungan Umum : lingkungan yang
mungkin dapat mempengaruhi organisasi yang tidak memiliki dampak seperti
lingkungan khusus, namun demikian pihak manajer harus tetap memperhatikannya
pada saat merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengendalikan
aktivitas organisasi bisnis. Meliputi beberapa faktor, antara lain kondisi
ekonomi, politik dan hukum, sosial budaya, demografi, teknologi dan kondisi
global.
Lingkungan Bisnis yang Mempengaruhi Perilaku Etika
Tujuan
dari sebuah bisnis adalah untuk memperoleh keuntungan. Karyawan merupakan pihak
yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan baik dari sisi kinerja
maupun perilaku. Maka, lingkungan yang
dapat mempengaruhi perilaku etika karyawan diantaranya adalah :
a.
Budaya Organisasi
Segala sesuatu
yang terjadi atau didapatkan di dalam organisasi dapat mempengaruhi kinerja
karyawan. Tindakan positive dari pihak manajemen seperti pemberdayaan yang
diberikan kepada karyawan dapat membantu karyawan menjadi lebih senang, dan bekerja
lebih produktif. Sebaliknya, tindakan negative yang diberikan dapat membuat
karyawan merasa tidak puas, sering absen atau bahkan melakukan tindakan yang
arogan seperti pencurian dan vandalisme.
b.
Ekonomi Lokal
Keadaan ekonomi
perusahaan mempengaruhi kinerja karyawan, seperti saat keadaan ekonomi
perusahaan meningkat karyawan mendapatkan kenaikan gaji atau sebagainya. Disisi
lain, saat perusahaan mengalami penurunan membuat karyawan karyawan khawatir
akan PHK sehingga pekerjaan terganggu atau bahkan timbul penyimpangan.
c.
Reputasi Perusahaan dalam
Komunitas
Persepsi
karyawan tentang bagaimana perusahaan mereka dilihat oleh masyarakat lokal
dapat mempengaruhi perilaku. Jika seorang karyawan menyadari bahwa
perusahaannya dianggap curang atau murah, tindakannya mungkin juga seperti itu.
Namun, jika perusahaan dipandang sebagai pilar masyarakat dengan banyak
goodwill, karyawan lebih cenderung untuk menunjukkan perilaku serupa karena
pelanggan dan pemasok berharap bahwa itu semua dari mereka.
Kepedulian Pelaku Bisnis Terhadap Etika
Bisnis
dikatakan sebagai A Moral atau tidak ada hubungannya dengan moral. Saat ini
sebagian besar masyarakat telah mengalami krisis moral. Hal ini dapat dilihat
dari kasus-kasus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang semakin meluas. Para pelaku
bisnis tidak lagi dapat membedakan antara batas wilayah etika dan moral dengan
wilayah hukum. Segala macam cara dihalalkan demi kesuksesan bisnis yang
dibangun. Kurangnya keadilan hukum yang mengatur dan mengadili.
Perkembangan dalam Etika Bisnis
1.
Situasi Dahulu
Pada awal
sejarah filsafat, Plato, Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki
bagaimana sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara dan
membahas bagaimana kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga harus diatur.
2.
Masa Peralihan : tahun 1960-an
Ditandai
pemberontakan terhadap kuasa dan otoritas di Amerika Serikat (AS), revolusi
mahasiswa (di ibukota Perancis), penolakan terhadap establishment
(kemapanan). Hal ini memberi perhatian pada dunia pendidikan khususnya
manajemen, yaitu dengan menambahkan mata kuliah baru dalam kurikulum dengan
nama Business and Society. Topik yang paling sering dibahas adalah corporate
social responsibility.
3.
Etika Bisnis Lahir di AS : tahun
1970-an
Sejumlah filsuf
mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di sekitar bisnis dan
etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan tepat atas krisis moral yang
sedang meliputi dunia bisnis di AS.
4.
Etika Bisnis Meluas ke Eropa :
tahun 1980-an
Di Eropa Barat,
etika bisnis sebagai ilmu baru mulai berkembang kira-kira 10 tahun kemudian.
Terdapat forum pertemuan antara akademisi dari universitas serta sekolah bisnis
yang disebut European Business Ethics Network (EBEN).
5.
Etika Bisnis menjadi Fenomena
Global : tahun 1990-an
Tidak terbatas
lagi pada dunia Barat. Etika bisnis sudah dikembangkan di seluruh dunia. Telah
didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics
(ISBEE) pada 25-28 Juli 1996 di Tokyo.
Dasar Hukum
1.
ISO 2006: Guidance Standard on Social Responsibility;
2.
Undang-Undang Dasar 1945;
3.
Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;
4.
Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
5.
UU RI No. 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara;
6.
Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
7.
Undang-Undang
No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal;
REFERENSI :
http://linggarjati.dosen.narotama.ac.id/files/2011/04/PENGANTAR-BISNIS-5-Bisnis-dan-Etika-Bisnis.pdf
Sony Keraf. Etika Bisnis : Tuntunan dan Relevansinya,
Kanisius, 1998.
Velasquez, Manuel G, Business Ethics : Concept and
Cases, Prentice Hall, 2002., (V)