Rabu, 27 Oktober 2010

Studentsite Universitas Gunadarma


LINK :
http://studentsite.gunadarma.ac.id

            Studentsite adalah salah satu jenis layanan online yang ada di universitas gunadarma yang berupa situs pribadi mahasiswa yang berisi tentang informasi, pemberitahuan tentang perkuliahan dan tugas, adanya data tentang tugas dan tulisan yang telah di link, adanya data seminar yang telah diikuti, dll.

           Beberapa fitur dalam studentsite, diantaranya :  

Email : Di studentsite kita dapat mengirim dan menerima email seperti kita menggunakan layanan yahoo atau google mail.

Locker : Berisi tentang pengumuman dari layanan BAAK Gunadarma dan adanya kalender akademik perkuliahan

Calender : Berisi tentang kalender sehari - hari dan daftar planning

Address book : Berisi tentang buku alamat yang dapat diisi dengan informasi alamat email, nomor handphone, nama perusahaan.


Tugas Softskill (Minggu ke-3)

Sejarah Berdirinya Universitas Gunadarma

        Setiap Universitas pasti memiliki sejarah. Begitupula dengan Universitas Gunadarma.
-        Universitas Gunadarma (http://gunadarma.ac.id/) yang berdiri pada 7 Agustus 1981 yang dulunya bernama Program Pendidikan Ilmu Komputer (PPIK).
-        Kuliah pertama dimulai pada 10 Agustus 1981, melalui asuhan Yayasan Pengembangan Sistem Analis dan Operation Research Matematika (SAOR Matematika).
-        Pada 21 Juni 1984, nama Gunadarma dipilih untuk menjadikan nama dari sekolah tinggi Akademi Sains dan Komputer Indonesia (ASKI).
-        Pada 9 Juli 1984, Yayasan Pengembangan Sistem Analis dan Operation Research Matematika diganti menjadi Yayasan Pendidikan Gunadarma.
-        Pada 10 Juli 1984, secara resmi nama Gunadarma dikukuhkan menjadi Sekolah Tinggi Komputer Gunadarma (STKG).
-        Pada 14 Agustus 1984, Kopertis III memberikan izin operasional kepda STKG. Untuk membangkitkan semangat belajar yang lebih tinggi di kalangan mahasiswa.
-        Pada 28 September 1984, Gundarma menyelenggarakan upacara wisuda pertama setara sarjana muda.
-        Pada 5 Oktober 1985, melalui Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayan No. 0424/0/1985, sekolah tinggi ini dinyatakan berstatus Terdaftar dengan nama baru Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Gunadarma (STMIK Gunadarma). Sehingga secara bersamaan Gunadarma dapat mengasuh Jenjang Pendidikan Tinggi Strata Satu (S1) serta Jenjang Pendidikan Tinggi Strata Nol (S0) dalam bentuk Diplom Tiga (D3).

        Bersama status itu, Sekolah tinggi ini mengasuh dua jurusan, yakni Jurusan Manajemen Informatika (MI) dan jurusan Teknik Komputer (TK).
-        Pada 29 Juli 1986, STMIK Gunadarma memperoleh Statuta baru di Yayasan Pendidikan Gunadrma.
-        Pada 13 Januari 1987, untuk pertama kalinya STMIK Gunadarma menyelenggarakan Sidang Sarjana yang diikuti oleh tiga mahasiswa.
-        Pada 24 Januari 1987, STMIK Gunadarma menyelenggarakan Wisuda Sarjana yang pertama. Hingga bulan September 1994, STMIK Gunadarma telah mencapai sidangnya yang ke-150.
-        Pada 4 Januari 1988, malalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 006/0/1988, Status “Terdaftar” STMIK Gunadarma Program Studi Manajemen Informatika dan Program Studi Teknik Komputer dinaikkan menjadi Status “Diakui”.
-        Pada 12 Agustus 1989 melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0490/0/1989, Status kedua program studi tersebut dinaikkan menjadi Status “Disamakan”.

        Pengembangan program pendidikan terus berlanjut hingga pada 4 Juli 1989, STMIK Gunadarma membuka lagi jurusan baru yakni Jurusan Teknik Informatika (TI) dengan program studi Teknik Informatika.
-        Pada 7 September 1989, jurusan dan program studi baru ini memperoleh Status “Terdaftar".
-        Kemudian pada 19 Juni 1991 mencapai Status “Diakui”.
-        Status “Disamakan” pun diperoleh  pada 20 Februari 1992.


        Bersamaan dengan itu, semua program studi di STMIK Gunadarma telah mencapai Status “Disamakan”.
        Selain program penididikan jenjang D3 dan S1, perguruan tinggi ini juga melangkah maju ke Program Pendidikan Tinggi Strata Dua (S2) yang dikenal Program Pendidikan Magister.
-        Pada 10 Mei 1993, STMIK Gunadarma dilengkapi lagi dengan Program Pasca Sarjana Strata Dua bidang Manajemen Sistem Informasi.
-        Pada 13 Januari 1990 Gunadarma mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Gunadarma atau lebih dikenal dengan STIE Gunadarma yang terdiri dari dua jurusan, yaitu jurusan Manajemen dan jurusan Akuntansi.
-        STIE Gunadarma memperoleh Status “Terdaftar” pada tanggal 16 Juni 1990.
-        Dari status terdaftar STIE memperoleh status “Diakui” dan kemudian status “Disamakan”.

        Sampai bulan September 1994, STIE telah menjalankan tiga kali wisuda. Selanjutnya bersamaan waktu dengan pembukaan Program Pendidikan Tinggi Strata Dua Bidang Manajemen Sistem Informasi pada STMIK, STIE juga membuka Program Pendidikan Tinggi Strata Dua di Bidang Manajemen Asuransi.
        Di bidang sarana dan prasarana, lokasi pendidikan juga mengalami kemajuan. Kalau awalnya lokasi pendidikan hanya terdapat di Kampus Jalan Kenari, maka pada waktu itu lokasi bertambah dengan kampus Kramat Sentiong dan Kampus Salemba.
-        Pada 9 Maret 1985 Gunadarma mengadakan upacara peletakan batu pertama di Kampus Pondok Cina Depok
-        pada 5 Januari 1987 dengan suatu upacara gedung pertama di kampis Pondok Cina diresmikan penggunaannya.
       
        Selain di Pondok Cina, prasarana kampus juga dipersiapkan di Beji. Namun karena akses ke daerah kampus tersebut belum memadai, maka Kampus Beji belum juga diwujudkan. Setelah mengembalikan kampus Salemba yang masa sewanya telah usai, maka,
- Pada 8 Februari 1989 Gunadarma menambah kampus baru di Jalan Raya Salemba No.53.
       
        Hingga akhirnya Gunadarma telah memiliki beberapa kampus yaitu Kampus Kenari, Kampus Kramat Sentiong, Kampus Pondok Cina dan Kampus Salemba.
        Tekanan jumlah mahasiswa menyebabkan Gunadarma mencari lagi kampus baru.
- Pada bulan Januari 1991, Gunadarma memperoleh tanah di Kelapa Dua.
- Pada bulan September 1994, Kampus Kelapa Dua telah memiliki lima gedung kuliah.
       
        Sarana dan prasarana lain adalah Perpustakaan dan Laboratorium Komputer yang terbentuk sejak zaman PPIK, maka
-        Pada 16 Desember 1986 Gunadarma meresmikan Laboratorium Elektronika Dasar.
-        Pada 23 Maret 1987 Gunadarma meresmikan Laboratorium Fisika. Laboratorium inilah yang telah digunakan oleh Gunadarma untuk menyelenggarakan promosi Open House pada 18 Maret 1989.

        Gunadarma memiliki dua muka yang mendorong maju hajat hidupnya di dalam masyarakat masa kini. Pada satu muka, Gunadarma adalah nama arsitek tenar yang membangun Candi Borobudur. Pada muka lainnya, Gunadarma mencerminkan buktinya dan sumbangsihnya kepada masyarakat dalam wujud Guna dan Darma. Sebagai salah satu perintis standar baru di dalam pendidikan, Gunadarma berusaha pula untuk mengisi kemampuan masyarakat di dalam standar baru kehidupan bermasyarakat masa kini melalui penyelenggaraan pendidikan. Di dalam ribaannya, terdapat Laboratorium Gunadarma (LG) yang mewakili berbagai laboratorium dan bengkel yang di dalam Gunadarma serta Pustaka Gunadarma (PG) yang mewakili perpustakaan, penerbitan buku, dan penerbitan jurnal berupa Matematika dan Komputer yang kelak dapat disusul dengan penerbitan jurnal lainnya.
        Disamping LG, PG juga menempati kedudukan sentral di lingkungan Gunadarma. Didalam dua wadah yang berupa LG dan PG, tiga serangkai laboratorium, pustaka, dan jurnal ilmiah di Gunadarma ini merupakan satu kesatuan utuh untuk mewujudkan sumbangsih Gunadarma di dalam bentuk Guna dan Darma. Di dalam rangka inilah, tiga serangkai itu mencoba untuk menyusun sejumlah kegiatan yang dapat mencerminkan cita-cita Gunadarma.
        Didalam kegiatan itu terdapat penelitian, kelompok studi, dan penataran. Guna bagi masyarakat dan darma bagi ilmu tercermin pula didalam kegiatan itu sementara penataran berusaha untuk berguna bagi masyarakat.
        Ada satu hal penting yang selalu menghantui pengasuh Gunadarma didalam usaha mereka untuk memberi arah kepada Gunadarma yaitu dalam hal mutu. Segala usaha dilakukan, tidak saja demi peningkatan mutu pendidikan, melainkan juga demi peningkatan mutu ilmu di lingkungan Gunadarma.
        Didalam pembangunannya, Gunadarma selalu bersikap selektif. Prioritas pembangunan selalu mengarah kepada kepeningkatan mutu. Setapak demi setapak, Gunadarma berusaha mengutamakan pengadaan ruang belajar, ruang laboratorium, ruang pustaka, dan sarana publikasi, yang merupakan mutu bagi para dosen maupun mutu bagi para mahasiswanya. Karena, mahasiswa yang diajar oleh dosen yang tenar akan selalu memperoleh keuntungan dari ketenaran dosennya itu.
Namun prasarana untuk peningkatan ini masih perlu ditunjang lagi oleh sarana lain. Sarana pokok yang perlu mendampingi segala prasarana adalah suasana lingkungan belajar yang baik berupa budaya Gunadarma. Hal inilah yang menyebabkan pengasuh Gunadarma berusaha untuk membina budaya Gunadarma atau suasana yang baik di lingkungan belajar di Gunadarma. Budaya Gunadarma atau suasana yang baik di lingkungan belajar menyangkut manusia. Dan manusia itulah yang menentukan bagaimana bentuk suasana di lingkungan belajar mereka.       Demikianlah disamping ruang belajar, pustaka, laboratorium, dan majalah, kelompok gemar belajar yang ditargetkan untuk menjadi inti penggerak pendidikan merupakan aset Gunadarma yang selalu diutamakan di dalam pembangunan Gunadarma. Dan kegemaran belajar ini pula yang akan ditanamkan di kalangan mahasiswa yang telah memilih Gunadarma sebagai almamater mereka.
        Gunadarma akan menjamah bidang ilmu lain di luar Komputer dan Ekonomi untuk menyumbangkan guna dan darmanya kepada masyarakat dan untuk mengikuti dan mengejawantahkan standar baru di dalam masyarakat dan standar baru di dalam pendidikan.        Gunadarma bukan hanya sekedar STMIK Gunadarma, demikian juga Gunadarma bukan hanya sekedar STIE Gunadarma. Gunadarma juga bukan sekedar Program Pasca Sarjana Gunadarma. Gunadarma adalah keseluruhan yang bernama Gunadarma, dari STMIK, STIE, ke berbagai wadah perkembangan lainnya sampai ke Universitas Gunadarma.
        Setelah 15 tahun lamanya lembaga pendidikan ini berdiri sambil merayap dari Program Pendidikan Ilmu Komputer (PPIK) yang bersahaja ke Akademi Sains dan Komputer Indonesia (ASKI) yang lebih sederhana ke STMIK dan STIE Gunadarma yang lebih mantap, maka..
-        Pada tahun 1996 lembaga pendidikan itu berhasil sampai ke taraf yang sudah lama dicita-citakan.
-        Melalui Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi No.92/KEP/ DIKTI/1996, tanggal 3 April 1996.
        Lembaga pendidikan itu berhasil dikukuhkan menjadi Universitas Gunadarma (UG). Dibawah naungannya terdapat sejumlah Fakultas dari Fakultas Ilmu Komputer, Fakultas Teknologi Industri, Fakultas Ekonomi, dengan Program Studi yang telah dimiliki Status “Disamakan” sampai ke Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Psikologi, dan Fakultas Sastra yang sama sekali baru. Mereka tersebar di tujuh kampus dari Kampus A sampai Kampus G.
        Pada tahun 1996, kedudukan Universitas Gunadarma cukup luar biasa. Maka, UG pun memiliki dua muka. Pada satu muka, UG merupakan puncak dari suatu perkembangan, dari wujud program yang bersahaja sampai ke wujud universitas yang kompleks. Pada tahun 1981, UG pun kini meninggalkan masa lalunya yang berwujud Program, Akademik, dan Sekolah Tinggi untuk memulai lembaran baru yang berwujud Universitas.
        Dengan program Diploma Tiga, Strata Satu, dan Strata Dua di dalam asuhannya, Universitas Gunadarma melangkah ke masa depan dengan membentuk lebih banyak tonggak sejarah lagi.

        Tonggak pertama adalah pengakuan terhadap Universitas Gunadarma oleh pihak luar.
- Sejak tanggal 17 November 1997, berdasarkan suatu evaluasi, Badan Akreditasi Nasional (BAN) menyatakan lima Program Studi pada Strata Satu sebagai terakreditasi.
- Pada bulan Agustus 1998, kelima Program Studi pada Strata Satu itu, yakni Akuntansi, Manajemen, Manajemen Informatika, Teknik Komputer, dan Teknik Informatika, memperoleh peringkat “A” pada akreditasi BAN itu.

        Pada saat Gunadarma mencapai usia 19 tahun, tibalah Gunadarma di ujung abad ke-20. Sebelum meninggalkan abad ke-20, Gunadarma masih sempat mengembangkan bidang akademiknya. Mulai tanggal 25 September tahun 2000, untuk pertama kalinya, Gunadarma membuka Program Strata Tiga atau Program Doktor di bidang Ilmu Ekonomi. Demikianlah dengan program Jenjang Pendidikan Diploma (D3), Jenjang Pendidikan Sarjana (S1), Jenjang Pendidikan Magister (S2), Jenjang Pendidikan Doktor (S3), 41 laboratorium, beserta sekitar 13.000 alumni Jenjang D3, 19.000 lebih alumni jenjang S1, dan 400 lebih alumni jenjang S2, Gunadarma meninggalkan abad ke-20 dan milenium ke-2.
        Pada tahun 2001, Gunadarma memasuki abad ke-21 dan milenium ke-3 dengan 26.000 lebih mahasiswa yang diasuh oleh 1.100 lebih tenaga pengajar.
        Kesempatan pengembangan pertama di dalam abad baru ini terjadi pada tahun 2003. Sejak Januari 2003, bekerja sama dengan Universite de Bourgogne dari kota Dijon, Perancis, Gunadarma membuka lagi program pendidikan jenjang S3 di bidang Teknologi Informasi/Ilmu Komputer. Pengembangan berikutnya terjadi pada tahun 2004 ketika Gunadarma mulai meluluskan doktor di bidang Ilmu Ekonomi.
        Perkembangan berikutnya terjadi pada awal tahun 2006. Pada waktu itu Gunadarma mulai meluluskan doktor di bidang Teknologi Informasi/Ilmu Komputer setelah sebelumnya mereka menempuh ujian tertutup di Dijon, Perancis, pada bulan September 2005.
        Gunadarma yang dimulai dari bentuk sekolah tinggi dan menanjak menjadi universitas, kini sampai ke taraf universitas penuh dengan meluluskan peserta didik dari jenjang diploma, sarjana, magister, dan doktor.

Arti Lambang Universitas Gunadarma

- Tangkai Obor Berdiri Tegak
        Melambangkan keteguhan hati untuk menyumbangkan dharma       bakti kepada Nusa dan Bangsa.

- Cawan Obor yang Melebar dan Cekung
        Adalah wadah dari ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam.

- Kobaran Api yang Kuning Keemasan
        Menunjukkan semangat juang yang tak pernah padam dalam         menuntut ilmu dan menyumbangkannya kepada masyarakat.

- Bentuk Lingkaran yang Berwarna Ungu
        Adalah suatu bentuk geometris yang memberi ciri pada ilmu pengetahuan yang ditekuni dan dikembangkan.

- Bingkai Segi Lima
        Menyatakan bahwa Universitas Gunadarma berazaskan Pancasila.


Visi dan Misi Universitas Gunadarma

v    Visi
                Pada tahun 2012 Universitas Gunadarma menjadi         Universitas berbasis teknologi informasi dan komunikasi terkemuka di Indonesia yang kontribusinya di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat diakui (recognized), baik di tingkat regional maupun internasional

v    Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang berkualitas dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa.

2. Menciptakan suasana akademik yang mendukung               terselenggaranya kegiatan penelitian yang bertaraf     internasional dan bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia.

3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai wujud pengejawantahan tanggungjawab sosial institusi (university social responsibility).

4. Menyelenggarakan kerjasama dengan berbagai institusi, baik di dalam maupun di luar negeri.
       
5. Mengembangkan organisasi institusi dalam rangka merespon pelbagai perubahan yang terjadi.

Kamis, 21 Oktober 2010

Tugas Softskill (Minggu ke-2)

E-learning.gunadarma.ac.id

         
            E-Learning merupakan salah satu layanan internet diantara banyak layanan internet yang dimiliki oleh Universitas Gunadarma. E-Learning adalah layanan yang memberikan fasilitas pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang memanfaatkan jaringan komputer, teknologi komputer dan/atau Internet. Tanpa harus pergi mengikuti pelajaran atau perkuliahan didalam kelas, para pembelajar juga dapat mengikuti pembelajaran E-Learning melalui komputer di tempat mereka masing-masing. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari internet atau di jaringan lokal.
          Baik melalui jaringan lokal maupun internet, sesungguhnya materi E-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line, tetapi melalui distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD juga termasuk pola E-Learning yang aplikasi dan materi belajarnya dikembangkan sesuai kebutuhan yang selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut untuk melakukan pembelajaran di tempat di mana dia berada.
          Sistem E-learning Universitas Gunadarma ini juga dapat dimanfaatkan para dosen untuk mengelola materi perkuliahan secara on-line, yakni: menyusun SAP, meng-upload materi perkuliahan, memberikan tugas kepada mahasiswa, menerima pekerjaan mahasiswa, membuat tes/quiz, memberikan nilai, memonitor keaktifan mahasiswa, mengolah nilai mahasiswa, berkomunikasi dengan mahasiswa melalui forum diskusi dan chat, dll.       Sedangkan untuk para mahasiswa dapat mengakses informasi dan materi pembelajaran, berinteraksi dengan sesama mahasiswa dan dosen, melakukan transaksi tugas-tugas perkuliahan, mengerjakan tes/quiz, melihat pencapaian hasil belajar, dll.
           
          Fitur – fitur dalam layanan E-Learning :
1.      E-book : Merupakan fitur untuk mendownload buku mata kuliah. Buku di download dan akan muncul di aplikasi pdf.
2.      SAP Online : SAP adalah satuan acara perkuliahan, layanan ini memberikan tentang rencana pembahasan mata kuliah pada setiap semester.
3.      V-class
4.      Material : Material adalah layanan untuk mendownload materi – materi mata kuliah yang telah disediakan
5.      I-lab

 Struktur Organisasi E-Learning Center (ELC)

          Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di Universitas Gunadarma didukung oleh 9 unit kerja, di samping perangkat program studi, yang secara struktural bertanggung jawab langsung kepada Rektor. Setiap unit kerja dilengkapi dengan beberapa unit kerja yang lebih operasional. Sebagian unit kerja berafiliasi dengan satu fakultas sedangkan yang lainnya melayani kegiatan Universitas Gunadarma secara keseluruhan. Gambar di bawah ini menunjukkan struktur organisasi Universitas Gunadarma.
          Pada gambar tersebut ditunjukkan kelengkapan salah satu unit kerja, yaitu BAPSI (Biro Administrasi Perencanaan dan Sistem Informasi), dengan keenam sub-unit kerjanya yang di antaranya adalah Pusat Pembelajaran Eletronis (ELC, e-Learning Center).
          Tugas penting unit ini adalah melakukan koordinasi antar bagian dalam proses dan layanan sistem pembelajaran secara elektronik maupun pembelajaran berbasis web bagi dosen dan mahasiswa. Keberadaan sistem pembelajaran online yang sudah berjalan selama ini bukan bermaksud untuk menggantikan sistem tatap muka di kelas, namun untuk lebih memperkaya material yang mudah tersedia sehingga memudahkan mahasiswa dalam pemahaman materi ajar. Unit E-learning Center bertempat di Gedung 2 Lt 3 Kampus D Depok dengan 3 orang staff, yaitu Aviarini Indrati, SKom., MMSI (Kepala Unit Kerja), dan 2 orang staff yaitu Tri Sulistyorini, SKom., MMSI dan Edi Minaji Pribadi, SP., MSc.


Senin, 11 Oktober 2010


       PENDAHULUAN


            Manusia pada hakikatnya adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri, selalu berhubungan dengan dan membutuhkan orang lain. Dimana saja, baik dirumah atau di tempat kerja kita pun dituntut untuk bersosialisasi, berhubungan dengan orang lain dan saling memerlukan bantuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
           
            Demikian pula hubungan antara pembeli (pelanggan) dan penjual (produsen) adalah juga seperti hubungan antarsesama manusia dalam kehidupan sehari-hari.

            Pada hakikatnya, konsep pelayanan kepada pembeli (pelanggan) dengan bertitik tolak dari konsep kepedulian kepada konsumen terus mengalami perkembangan  sedemikian rupa, dari mulai konsumen berminat akan membeli kemudian memutuskan membeli sampai setelah membeli produk kita (after sales service) telah menjadi salah satu alat utama dalam melaksanakan strategi pemasaran untuk memenangkan persaingan.

            Pelayanan terbaik tetap harus berorientasi kepada kepentingan konsumen atau pelanggan agar dapat memperoleh kepuasan optimal. Jadi, persoalannya adalah begaimana dapat menyenangkan, memberikan pelayanan, dan memberikan kepuasan kepada pelanggan sesuai dengan harapan-harapannya ?


Konsep-konsep Harapan Pelanggan.

1.      Pengertian Pelanggan.

Pelanggan yaitu orang atau instansi/lembaga yang membeli barang/jasa
secara rutin atau berulang-ulang, karena barang/jasa yang dibeli mempunyai manfaat.

    Beberapa pengertian lain tentang pelanggan, sebagai berikut :
a. Pelanggan adalah orang-orang yang datang kepada kita (perusahaan atau petugas pelayan)
 dengan maksud, tujuan dan harapan tertentu untuk mendapatkan apa yank diinginkan
dengan cara yang menyenangkan.
b.Pelanggan adalah bagian yang sangat penting dari lingkup bisnis
atau usaha kita sebagai perusahaan.
c. Pelanggan adalah rekan atau mitra yang telah sekian lama menjalin
kerja sama usaha.

            2. Pengelompokan Pelanggan

               Secara umum kelompok pelanggan dibagi dalam kelompok berikut :
d.  Pelanggan Internal (Internal Customer)
         Yaitu pelanggan yang berasal dari dalam perusahaan yang  menjadi
         pelanggan dari produk yang dihasilkan oleh mereka sendiri.

e. Pelanggan Eksternal (External Customer)
    Yaitu pelanggan yang berasal dari luar perusahaan yang membeli atau
     menerima barang/jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.

3. Tipe-Tipe Pelanggan

                  a. Pelanggan Pria
                        - Tidak bertele-tele dalam mencari barang yang diinginkannya.
                        - Kurang sabar dalam memilih barang yang diinginkannya.
                        - Mudah dipengaruhi bujukan petugas pelayanan.
                        - Mudah terpengaruh oleh penjelasan dan argumentasi yang objektif.

                  b. Pelanggan Wanita
                        - Sangat bertele-tele dalam memilih barang.
                        - Tidak mudah terpengaruh penjelasan dan bujukan pelayan.
                        - Lebih menyukai sesuatu yang bersifat modis.
                        - Mudah meminta pandangan dan pendapat orang lain.
                        - Mudah tergiur oleh berita-berita teman sekitar.

c. Pelanggan Remaja.
      - Mudah terpengaruh bujukan pelayan.
      - Mudah terpengaruh tayangan iklan yang menarik.
      - Seleranya sangat modis dalam memilih barang.
      - Agak boros dalam berbelanja.

d. Pelanggan Usia Lanjut
      - Biasanya bersikap ramah dan ngemong pada
        petugas yang masih muda.
      - Cenderung ingin berlama-lama dan ngobrol
         dulu dengan pelayan.
      - Acapkali menanyakan barang-barang
         yang sudah ketinggalan zaman.
      - Sudah mantab dalam memilih barang
        yang diinginkan.

e. Pelanggan Anak-anak.
      - Umumnya masih suka bermain-main.
      - Keinginannya terkadang tidak konsisten.
      - Tidak pernah diam, selau bergerak kesana kemari.
      - Mudah dipengaruhi dengan bujuk rayu.

4. Jenis-jenis Harapan/Kebutuhan Pelanggan.
            
 a. Pembeli adalah Membeli Pelayanan bukan Produk.
     Pelanggan itu tidak membeli produk yang kita tawarkan tetapi 
membeli pelayanan yang kita berikan. Apabila pelayanan kita tidak baik, ramah,
penuh perhatian dan dapat memenuhi harapan- harapan tentang kebutuhan
pelanggan pada saat mereka datang dan  melihat, maka dari hanya ingin melihat,
kemudian mereka mencoba meneliti sampai akhirnya memutuskan untuk
membeli produk kita.

 b. Jenis-jenis Harapan / Kebutuhan Pelanggan.
                
    1) Pelanggan Internal
        a. Kebersamaan dan kerja sama.
           Merupakan modal utama untuk menunjang kelangsungan kegiatan usaha perusahaan.

        b. Imbalan
            Berupa gaji yang memenuhi standar upah minimum
            atau insentif tambahan berupa bonus yang merupakan
            bentuk penghargaan atas prestasi kerja.
                       
       c. Kualitas kerja
          Fasilitas kerja yang memadai diperlukan agak mereka                         
          mampu mencapai kualitas yang baik sesuai dengan harapan pimpinan,
         sehingga akan mampu mencapai tujuan yang optimal.
                            
              d. Struktur, sistem dan prosedur kerja yang efisien.
                     Guna memudahkan pelaksanaan dan menunjang efisiensi kerja.

  2) Pelanggan eksternal
           a. Setiap pelanggan mengharapkan kualitas pelayanan yang baik.
           b.Pelanggan mempunyai hak akan informasi yang jujur dan
              benar tentang barang/jasa yang akan dibelinya.
           c. Pelanggan mengharapkan kemudahan dalam memperoleh
               barang/jasa.
           d. Pelanggan mengharapkan pelayanan purna jual
              (after sales  service) atau pelayanan perbaikan/perawatan
              setelah barang terjual.
                                
Contoh Produk dan Cara Pemasaran.




Ø     Target Pasar :
             Anak – anak remaja (80% wanita) yang memiliki selera yang sangat   modis dalam memilih barang dan sifat mudah terpengaruh tayangan iklan yang menarik, majalah ini tepat sekali di produksi pada kalangan mereka karena Majalah Gadis ini berisi tentang berbagai macam model baju masa kini, tips-tips kecantikan, cara bergaya dan menjadi anak gaul dan sebagainya.

Ø     Teknik dan Cara Pemasaran.
- Dapat diproduksi atau dijual di sekitar lingkungan sekolah dan kampus.
- Memproduksi setiap edisi majalah terbaru.
- Majalah berisi poster artis-artis papan atas yang sedang naik rating dapat menambah rasa ingin membeli dari sang pelanggan.
- Adanya bonus-bonus setiap pembelian majalah edisi terlengkap dan terbaru seperti tas-tas lucu, kalender meja yang unik, buku note dan diary dll yang tentunya sesuai dengan selera anak remaja.

Ø     Harga
          Harga tentunya harus disesuaikan dengan target pasar yaitu anak remaja (anak sekolah dan mahasiswi) dimana mereka belom memiliki pendapatan sendiri atau dapat dikatakan uang saku yang tidak terjangkau. Maka, sekiranya harga tidak dijatuhkan terlalu mahal.

- Untuk edisi biasa atau hanya berisi beberapa poster dan tanpa bonus, biasanya dijual dengan harga  Rp. 9.000,00
- Untuk edisi lengkap atau dengan banyak poster dan ada bonus, biasanya dijual dengan harga Rp. 17.000,00


Minggu, 10 Oktober 2010

Manusia dan Kebudayaan


Manusia dan Kebudayaan

Add caption


1.      HAKIKAT MANUSIA
Berbicara tentang manusia, maka satu pertanyaan klasik yang sampai saat ini belum memperoleh jawaban yang memuaskan adalah pertanyaan tentang siapakah manusia itu ?. Banyak teori telah dikemukakan, di antaranya adalah pemikiran dari aliran materialisme, idealisme, realisme klasik, dan teologis.
Aliran materialisme mempunyai pemikiran bahwa materi atau zat merupakan satu-satunya kenyataan dan semua peristiwa terjadi karena proses material ini.
Sedangkan aliran idealisme beranggapan bahwa jiwa adalah kenyataan yang sebenarnya. Manusia lebih dipandang sebagai makhluk kejiwaan / kerohanian dan aliran teologis membedakan manusia dari makhluk lain karena hubungannya dengan Tuhan.
Di samping itu, beberapa ahli telah berusaha merekonstruksikan kedudukan manusia di antara makhluk lainnya. Juga berusaha membandingkan manusia dengan makhluk lainnya. Dari hasil perbandingan tersebut ditemukan bahwa semua makhluk mempunyai dorongan yang bersifat naluriah yang termuat dalam gen mereka.
Sementara yang membedakan manusia dari makhluk lainnya adalah kemampuan manusia dalam hal pengetahuan dan perasaan. Pengetahuan manusia jauh lebih berkembang daripada pengetahuan makhluk lainnya, sementara melalui perasaan manusia mengembangkan eksistensi kemanusiaannya.
2. Pengertian kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu disebut Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan, yaitu sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

A.   Unsur-unsur
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
1. alat-alat teknologi
2. sistem ekonomi
3. keluarga
4. kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
1.      sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
2.      organisasi ekonomi
3.      alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
4.      organisasi kekuatan (politik)



B. Wujud dan komponen
1. Wujud
      Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
a.       Gagasan (Wujud ideal)
          Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
b.      Aktivitas (tindakan)
          Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
c.       Artefak (karya)
          Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

2. Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:

a. Kebudayaan material
                     Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat             yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah         temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk    tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga            mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion         olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

b. Kebudayaan nonmaterial
                     Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang    diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita       rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

3. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

         Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.
            Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
            Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai :
1)      penganut kebudayaan,
2)      pembawa kebudayaan,
3)      manipulator kebudayaan,
4)      pencipta kebudayaan.
            Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.
            Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.




4. Manusia Indonesia dan Kebudayaan

         Manusia Indonesia dalam hal kebudayaan saat ini mengalami berbagai rintangan dan halangan untuk menerima serbuan kebudayaan asing yang masuk lewat Globalisasi (perluasan cara-cara sosial melalui antar benua). Dalam hal ini teknlogi informasi dan komunikasi yang masuk ke Indonedia turut merobah cara kebudayaan Indonesia tersebut baik itu kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia. Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke Barat-baratan (westernisasi).
             Hal tersebut terlihat dengan seringnya remaja/i Indonesia keluar-masuk pub, diskotik dan tempat hiburan malam lainnya berikut dengan berbagai perilaku menyimpang yang menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di kota-kota besar dan metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus penyimpangan seperti penyalah gunaan zat adiktif, berbagai bentuk kategori pelacuran dan ‘western’ lainnya tak lepas dari ketidak mampuan manusia Indonesia dalam beradaptasi sehingga masih bersikap ‘conform’ dan ‘latah’ terhadap kebudayaan asing yang melenyapkan inovasi dalam beradaptasi dengan budaya asing sehingga melahirkan bentuk akulturasi.
            Bila dikaji dengan teliti hal tersebut mungkin dikarenakan ciri-ciri manusia Indonesia lama yang masih melekat seperti percaya mitos dan mistik, sikap suka berpura-pura, percaya takhyul yang dimodifikasi, konsumerisme, suka meniru, rendahnya etos kerja dan lain sebagainya bisa jadi mengakibatkan terhambatnya akulturasi (percampuran dua/lebih kebudayaan yang dalam percampurannya masing-masing unsurnya lebih tampak).
            Sikap etnosentrime (kecenderungan setiap kelompok untuk percaya begitu saja akan keunggulan/superioritas kebudayaannya sendiri dan sikap senosentrisme (sikap yang lebih menyenangi pandangan/produk asing) merupakan hal selanjutnya yang dapat menghambat terwujudnya kebudayaan nasional untuk kemajuan bangsa dan negara.
            Sepertinya, sudah saatnya manusia Indonesia berikut dengan berbagai kebudayaan daerahnya yang ada melakukan suatu bentuk adaptasi yang sifatnya inovasi/pembaruan dengan budaya Barat/asing seperti dalam hal kesenian dimana instrumen musik tradisional dipadukan dengan instrumen modern (alat-alat band dengan teknologi komputernya) maupun perawatan berbagai benda kebudayaan dengan teknologi asing yang ada sehingga akulturasi dapat diwujudkan.
            Selain itu, pengaruh media komunikasi seperti Televisi, radio, Internet sangat besar dampaknya dalam hal cara pandang manusia Indonesia terhadap ras. Sinetron-sinetron maupun film yang ditayangkan di Televisi dan bioskop yang memvisualisasikan dan mensosialisasikan gaya hidup ras Caucasoid (orang Eropah) turut mempengaruhi cara pandang manusia Indonesia terhadap budayanya sehingga tidak timbul kesadaran untuk mempelajari tindakan sosial dan sebaliknya.
            Dalam hal ini manusia Indonesia sepertinya lebih mengagung-agungkan/memuja ras Caucasoid berikut dengan gaya hidupnya dan menjadikannya sebagai kelompok acuan (umumnya oleh kaum perempuan) sehingga secara tak langsung mempengaruhi akal dan intelegensi, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku manusia Indonesia sehingga terkendala dalam memajukan kebudayaannya sendiri.